Berita Jurnalkitaplus – ChatGPT, asisten kecerdasan buatan (AI) yang kini banyak digunakan di berbagai bidang, seringkali membuat orang kagum dengan kemampuannya menjawab hampir semua pertanyaan. Namun, banyak yang bertanya-tanya: dari mana sebenarnya ChatGPT mendapatkan semua pengetahuannya? Jawabannya, AI seperti ChatGPT belajar dari lautan data yang sangat besar yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet.
Dilansir dari Flipboard, ChatGPT dilatih menggunakan teknik yang disebut machine learning, khususnya model bahasa besar (large language model/LLM). Proses pelatihan ini melibatkan miliaran kata dan kalimat yang diambil dari buku, artikel, situs web, forum, hingga ensiklopedia online. Data tersebut kemudian dianalisis dan diproses untuk menemukan pola, hubungan antar kata, serta konteks yang tepat dalam berbagai topik.
Namun, penting untuk diketahui bahwa ChatGPT tidak benar-benar “mengerti” atau “mengetahui” seperti manusia. AI ini tidak memiliki pengalaman pribadi atau kesadaran; ia hanya memprediksi kata-kata berikutnya berdasarkan pola yang pernah dipelajari. Oleh karena itu, meski jawabannya sering akurat, ChatGPT bisa saja melakukan kesalahan atau memberikan informasi yang kurang tepat jika data pelatihannya tidak lengkap atau sudah usang.
Meskipun demikian, kehebatan ChatGPT dalam mengolah dan menyampaikan informasi secara cepat membuatnya sangat membantu dalam berbagai kebutuhan, mulai dari pendidikan, bisnis, hingga hiburan. Namun, pengguna tetap disarankan untuk selalu memverifikasi kebenaran informasi yang diberikan AI, terutama untuk keputusan penting atau data yang sensitif. (FG12)
