Berita Jurnalkitaplus – Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa masih banyak masyarakat yang percaya pada mitos-mitos keliru tentang kendaraan listrik (EV). Studi ini menunjukkan bahwa sembilan mitos umum tentang EV telah melekat kuat di benak publik dan memengaruhi persepsi mereka terhadap teknologi ramah lingkungan ini.
Mitos-mitos tersebut antara lain EV dianggap terlalu mahal, jarak tempuhnya pendek, baterainya cepat rusak, sulit mengisi daya, dan kurang aman dibanding kendaraan konvensional. Padahal, data menunjukkan bahwa biaya operasional EV lebih rendah, jarak tempuh sudah cukup untuk kebutuhan sehari-hari, dan teknologi pengisian daya semakin berkembang pesat.
Penelitian ini menegaskan pentingnya edukasi yang tepat agar masyarakat tidak terjebak pada kesalahpahaman yang dapat menghambat adopsi kendaraan listrik. Dengan informasi yang akurat, diharapkan penggunaan EV dapat meningkat dan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon serta pencapaian target lingkungan yang lebih baik.
Studi ini menjadi pengingat bahwa meskipun teknologi kendaraan listrik semakin maju, tantangan terbesar masih terletak pada persepsi dan pengetahuan publik yang perlu terus diperbaiki melalui kampanye informasi yang efektif.
Berikut adalah 9 mitos umum tentang kendaraan listrik (EV) yang sering dipercaya masyarakat, berdasarkan studi dan artikel terkait:
- Kendaraan listrik terlalu mahal. Banyak orang mengira EV harganya jauh lebih mahal dibanding mobil bensin, padahal biaya total kepemilikan (termasuk bahan bakar dan perawatan) seringkali lebih rendah.
- Jarak tempuh EV terlalu pendek. Mitos bahwa EV tidak bisa menempuh jarak jauh masih beredar, padahal banyak model EV modern sudah mampu menempuh ratusan kilometer dalam sekali pengisian.
- Baterai EV cepat rusak dan mahal diganti. Ada anggapan baterai EV cepat habis masa pakainya dan biaya penggantian sangat mahal, padahal baterai biasanya tahan lama (8-10 tahun atau lebih) dan biaya penggantian semakin menurun.
- Pengisian daya EV sulit dan memakan waktu lama. Kekhawatiran soal infrastruktur pengisian dan waktu pengisian yang lama masih banyak dipercaya, padahal jaringan pengisian terus berkembang dan teknologi fast charging semakin cepat.
- EV tidak seaman mobil konvensional. Beberapa orang menganggap EV kurang aman, padahal EV menjalani standar keselamatan yang ketat dan memiliki fitur keselamatan canggih.
- EV tidak ramah lingkungan karena produksi baterai. Mitos bahwa produksi baterai EV menghasilkan emisi besar sehingga tidak ramah lingkungan, padahal secara keseluruhan EV tetap lebih bersih dibanding mobil bensin selama masa pakainya.
- EV tidak cocok untuk iklim dingin. Ada anggapan bahwa EV kurang efisien di daerah bersuhu rendah, padahal teknologi baterai dan sistem penghangat semakin baik mengatasi hal ini.
- EV tidak memiliki tenaga yang cukup. Mitos bahwa EV kurang bertenaga dibanding mobil bensin, padahal banyak EV yang memiliki akselerasi cepat dan performa tinggi.
- EV tidak cocok untuk perjalanan jauh atau perjalanan di daerah terpencil Kekhawatiran soal keterbatasan pengisian daya di daerah terpencil masih ada, padahal pengembangan infrastruktur terus dilakukan dan ada solusi seperti kendaraan listrik dengan baterai cadangan.
Mitos-mitos ini sering menjadi penghambat adopsi kendaraan listrik, padahal fakta dan perkembangan teknologi menunjukkan EV semakin praktis, ekonomis, dan ramah lingkungan. (FG12)
sumber The Conversation