Gelombang demonstrasi menentang kebijakan imigrasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump terus meluas dan memanaskan sejumlah kota besar di Amerika. Aksi protes berlangsung di Seattle, San Francisco, Austin, Dallas, Chicago, Boston, New York, hingga ibu kota Washington DC, dengan ribuan warga turun ke jalan menuntut penghentian penangkapan dan deportasi imigran oleh otoritas federal.
Aksi Serentak di Berbagai KotaDi Seattle, puluhan mahasiswa dari Students for a Democratic Society Universitas Washington menggelar aksi di depan pengadilan imigrasi, menyerukan pembebasan imigran yang ditahan dan pembubaran badan imigrasi ICE. Sementara di San Francisco, sekitar 200 orang memprotes penangkapan ratusan demonstran, yang sebelumnya berujung bentrokan dan kerusakan fasilitas umum, termasuk mobil polisi.
Situasi serupa terjadi di Austin dan Dallas, Texas, di mana ratusan demonstran terlibat bentrok dengan aparat, melempar batu dan botol hingga menyebabkan sejumlah penangkapan. Di Chicago dan Boston, massa menuntut pemerintahan Trump menghentikan deportasi dan pembebasan pemimpin serikat pekerja David Huerta yang ditahan ICE di Los Angeles.
Aparat Dikerahkan, Ketegangan Meningkat
Menanggapi eskalasi protes dan kerusuhan, Presiden Trump mengerahkan ribuan personel Garda Nasional serta ratusan marinir ke sejumlah wilayah, khususnya setelah operasi besar-besaran ICE di Los Angeles yang memicu perlawanan warga, termasuk pembakaran kendaraan.
Solidaritas dan Isu Lain
Selain isu imigrasi, demonstrasi juga diwarnai solidaritas terhadap Palestina dan kritik terhadap kebijakan pemerintah di bidang sains dan kesehatan. Mahasiswa dan akademisi turut menyuarakan keprihatinan atas pemotongan dana riset dan layanan kesehatan.
Seruan Damai dan Kecaman Kekerasan
Meski sebagian besar aksi berlangsung damai, polisi menegaskan tidak akan menoleransi kekerasan terhadap aparat. Di beberapa lokasi, bentrokan menyebabkan korban luka di pihak kepolisian dan kerusakan fasilitas umum. (FG12/CNN)
