Berita Jurnalkitaplus – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyatakan bahwa kuliah 4 tahun (S1) di Indonesia mulai tidak relevan lagi terutama di era perkembangan pesat teknologi seperti AI. Menurutnya, pendidikan vokasi justru memiliki kontribusi yang lebih signifikan dalam dunia kerja saat ini. Hal ini karena masa depan yang semakin tidak dapat diprediksi dan kebutuhan akan keterampilan yang cepat dan praktis, sementara pendidikan 4 tahun dianggap terlalu lama untuk memenuhi kebutuhan “massive skill” di pasar tenaga kerja, kecuali untuk sebagian kecil yang membutuhkan keahlian tinggi (high skill).
Sebagai respons, Kemnaker fokus mengembangkan balai latihan kerja (BLK) yang berfungsi melatih keahlian yang dibutuhkan di masa depan, seperti smart operation, smart creative IT skills, agroforestry, dan green jobs. Pelatihan ini dianggap sangat relevan dan tidak terpengaruh oleh gejolak industri, bahkan membuka peluang pekerjaan baru yang anti-mainstream seperti smart farming, smart manufacturing, dan content creator yang memanfaatkan AI.
Pandangan ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengatasi ketidaksesuaian antara pendidikan dan permintaan pasar kerja, yang menjadi salah satu penyebab tingginya pengangguran, terutama di kalangan generasi muda. Pendidikan vokasi dan pelatihan singkat dianggap lebih responsif terhadap kebutuhan pasar yang dinamis dibandingkan pendidikan formal yang lama. (FG12)