Warga Gaza Ditembaki Saat Ambil Bantuan, Keterlibatan Serdadu Bayaran AS Terungkap

Berita Jurnalkitaplus – Situasi kemanusiaan di Gaza kian memburuk seiring blokade total Israel yang membatasi masuknya bantuan. Ironisnya, warga yang kelaparan kini menghadapi ancaman tembakan saat mengantre bantuan makanan, dengan dugaan keterlibatan serdadu bayaran asal Amerika Serikat.

Laporan investigatif Associated Press (AP), Kamis (3/7/2025), mengungkap bahwa pasukan keamanan sewaan dari perusahaan AS yang dikontrak Gaza Humanitarian Foundation (GHF) kerap menembaki warga sipil di lokasi distribusi bantuan. Berdasarkan wawancara dengan dua serdadu bayaran, mereka menyatakan operasi pembagian bantuan berlangsung brutal dan sembarangan.

“Warga Gaza menghadapi pilihan mustahil: kelaparan atau risiko ditembak saat mengambil makanan,” bunyi pernyataan bersama 171 organisasi internasional, termasuk Amnesty International dan Oxfam, yang mendesak penghentian operasi GHF.

Menurut kesaksian di lapangan, para serdadu bayaran bersenjata lengkap—bahkan menggunakan peluru asli, granat kejut, gas air mata, dan semprotan merica terhadap kerumunan. Salah satu saksi menyebut pernah menyaksikan warga lanjut usia tertembak hingga terkapar bersimbah darah.

Rekaman video yang diperoleh AP memperkuat kesaksian tersebut: terdengar tembakan dan ledakan di lokasi distribusi, bahkan terdengar suara dalam bahasa Inggris yang menyemangati penembakan. Pakar forensik independen menyatakan video-video itu asli dan diambil dari lokasi kejadian.

GHF dan kontraktornya, Safe Reach Solutions (SRS)—yang didirikan oleh pensiunan intelijen dan tentara AS—membantah adanya kekerasan. Namun, laporan internal SRS yang diperoleh AP justru mencatat 31 persen dari operasi distribusi diwarnai penembakan.

Sejak GHF mulai beroperasi pada Mei 2025, lokasi distribusi bantuan di Gaza yang semula 400 titik kini hanya tersisa empat, semuanya berada di wilayah yang dikontrol militer Israel. Ribuan warga terpaksa berebut makanan di tengah kawat berduri dan penjagaan bersenjata.

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan berbagai lembaga kemanusiaan menolak bekerja sama dengan GHF, menyebut metode distribusinya tidak manusiawi dan melanggar hak asasi.

“Setiap hari ada penembakan. Kami hanya ingin memberi makan keluarga kami,” ungkap salah satu narasumber AP, mengutip protes warga Gaza yang menjadi korban kekerasan di tempat pembagian bantuan. (FG12)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *