WHO Peringatkan Krisis Malnutrisi Parah di Jalur Gaza, Situasi Memburuk

Berita Jurnalkitaplus – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan kondisi malnutrisi di Jalur Gaza telah mencapai level kritis, ditandai dengan lonjakan kematian terkait malnutrisi sepanjang Juli 2025. Dari 74 kematian malnutrisi tahun ini, sebagian besar terjadi pada bulan Juli, dengan 24 anak balita, 1 anak di atas 5 tahun, dan 38 orang dewasa menjadi korban. Sebagian besar korban meninggal saat tiba atau sesaat setelah tiba di fasilitas kesehatan dengan tanda-tanda berat badan yang sangat rendah.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut situasi ini sebagai “kelaparan massal” yang merupakan akibat tindakan manusia, terutama blokade dan penundaan pengiriman bantuan pangan, obat-obatan, serta perlengkapan medis yang sangat diperlukan. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres turut mengingatkan warga Gaza tengah menghadapi kekurangan pasokan kebutuhan dasar yang sangat parah.

Israel telah menginisiasi jeda taktis pertempuran di beberapa wilayah padat penduduk Gaza, termasuk Kota Gaza, Deir al-Balah, dan Muwasi, masing-masing berlangsung dari pukul 10.00 sampai 20.00 setiap hari. WHO menyerukan agar aliran bantuan makanan bergizi dan pasokan obat-obatan dapat dipercepat dan terus dipertahankan demi mencegah memburuknya krisis malnutrisi.

WHO mencatat satu dari lima anak balita di Kota Gaza mengalami malnutrisi akut dengan kasus meningkat tiga kali lipat sejak Juni. Dari ribuan anak balita yang dirawat di fasilitas kesehatan selama Juli, 18 persen mengalami malnutrisi akut berat yang berpotensi fatal. Selain itu, krisis air dan sanitasi yang memburuk juga mengancam kesehatan masyarakat, termasuk ibu hamil dan menyusui.

Paket bantuan makanan yang disalurkan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), yang dikendalikan oleh pihak Israel dan Amerika Serikat, telah menuai kritik. Paket bantuan ini sebagian besar berisi makanan kering yang membutuhkan air dan bahan bakar untuk diolah, sementara Gaza tengah mengalami krisis air dan bahan bakar. Para ahli nutrisi menilai bantuan ini kekurangan sejumlah nutrisi penting seperti kalsium, zat besi, seng, dan vitamin-vitamin penting, serta kurang sesuai untuk kebutuhan anak-anak.

Di sisi lain, kerusuhan dan kekerasan juga terus terjadi di wilayah Tepi Barat. Pemukim ilegal Yahudi Israel menyerang komunitas Kristen Palestina, dengan aksi vandalisme yang mencakup pembakaran kendaraan dan perusakan rumah. Pengamat menilai aksi ini sebagai terorisme oleh pemukim yang didukung oleh kelompok ultranasionalis Israel. Otoritas Palestina melaporkan ratusan kematian warga Palestina akibat serangan pemukim sejak Oktober 2023.

Dalam merespons situasi konflik yang berkepanjangan, sejumlah negara termasuk Arab Saudi dan Perancis menginisiasi konferensi di PBB untuk mendorong solusi dua negara sebagai jalan keluar damai bagi Palestina dan Israel. Indonesia mendukung upaya ini dan akan turut berpartisipasi dalam pertemuan tingkat tinggi yang digelar di New York. Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nasir, hadir sebagai bagian dari delegasi. (FG12)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *