Cegah Hepatitis B dari Ibu ke Bayi, Pemerintah Genjot Deteksi Dini dan Vaksinasi

Berita Jurnalkitaplus – Sebanyak 279 bayi lahir dengan hepatitis B dari ibu yang juga positif mengidap penyakit tersebut. Fakta mengejutkan ini seakan menghentakkan kita betapa pentingnya deteksi dini pada ibu hamil dan intervensi cepat untuk mencegah penularan vertikal hepatitis B dari ibu ke anak.

Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2024, dari total 36.285 bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis B, sekitar 1,51 persen terkonfirmasi ikut terinfeksi. Ini memperkuat data bahwa hingga 90 persen kasus hepatitis B pada bayi ditularkan secara vertikal—mulai dari masa kehamilan, saat persalinan, hingga setelah lahir.

Pakar hepatobilier dari FKUI-RSCM, dr. Irsan Hasan, menyebut bahwa pencegahan penularan vertikal adalah kunci menurunkan kasus hepatitis kronis dan sirosis hati di Indonesia. “Kalau mau menurunkan hepatitis B, yang paling penting adalah cegah penularan dari ibu ke bayi,” tegasnya.

Salah satu upaya yang direkomendasikan adalah pemeriksaan Hepatitis B Surface Antigen (HBsAg) pada semua ibu hamil. Jika hasilnya positif, terapi antivirus seperti tenofovir dapat diberikan mulai usia kehamilan 28 minggu hingga pasca melahirkan, tanpa risiko bagi proses menyusui.

Selain itu, bayi baru lahir dari ibu positif hepatitis B harus segera mendapat vaksin HB0 dan hepatitis B immunoglobulin (HBIg) dalam waktu maksimal 12 jam setelah dilahirkan. Terapi ini mampu menurunkan risiko penularan hingga 95 persen, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dokter spesialis kandungan dari FK Unpad-RS Hasan Sadikin Bandung, dr. M. Alamsyah Aziz, menambahkan bahwa keberhasilan program ini sangat tergantung pada kecepatan dan cakupan pelaksanaan imunisasi.

Namun, capaian nasional imunisasi HB0 masih di angka 79,69 persen, dengan ketimpangan antar wilayah. Provinsi Papua Pegunungan mencatat angka terendah hanya 3,22 persen, disusul Papua Tengah dan Kalimantan Tengah yang juga belum mencapai target.

Pemerintah sendiri terus memperkuat program deteksi dan penanganan hepatitis, termasuk melalui layanan cek kesehatan gratis yang mencakup pemeriksaan hepatitis B pada ibu hamil dan populasi berisiko tinggi lainnya. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menekankan pentingnya menghilangkan hambatan finansial, sosial, dan sistemik demi memperluas jangkauan intervensi.

“Hepatitis sudah masuk layanan primer. Manfaatkan fasilitas ini untuk deteksi dini, karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *