Di Bawah Naungan Al Jabbar, Kisah Cinta Fatur dan Syifa Bersemi dalam Harmoni Keluarga Besar PKBM Al Zaytun

Sabtu, 2 Agustus 2025, menjadi hari yang tak akan terlupakan. Di pelataran megah Bazaar Masjid Al Jabbar, Gedebage, Bandung, sebuah kisah cinta menemukan dermaga indahnya. Fatur Ahsanu Rabbi, putra pertama pasangan Hartono, S.Pd., dan Jumirah, mengikrarkan janji suci bersama kekasihnya, Nur Asy Syifa binti Mahmudin. Mereka adalah sepasang insan yang bertemu di bangku kuliah IAI Alazis, di Prodi Hukum Tata Negara (HTN), dan kini, takdir menyatukan mereka dalam ikatan suci pernikahan.

Namun, momen bahagia ini lebih dari sekadar penyatuan dua insan. Pernikahan ini menjadi sebuah reuni akbar yang sarat makna, menyatukan kembali keluarga besar Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al Zaytun. Hartono, ayah dari mempelai pria, adalah Koordinator Tutor PKBM Al Zaytun. Sementara sang ibu, Jumirah, merupakan warga belajar di PKBM tersebut. Mahmudin ayah dari Nur Asy-Syifa juga alumni PKBM. Suasana hangat kekeluargaan begitu terasa, seolah seluruh hadirin adalah bagian dari satu rumah besar.

Para tokoh penting dalam acara ini pun tak lepas dari lingkaran PKBM Al Zaytun. Perwakilan keluarga mempelai pria dipercayakan kepada Khoirun, S.H., seorang Koordinator Tutor. Direktur PKBM, Dr. Ali Aminulloh, M.Pd.I., M.E., menjadi saksi pernikahan, sementara penasihat PKBM Al Zaytun, Ishak Sanusi, B.A., S.Ikom., M.Pd., menyampaikan khutbah dan nasihat pernikahan yang penuh hikmah. Dari pihak mempelai wanita, Arman Rajiman, S.H., Koordinator Pendidikan PKBM Al Zaytun untuk kelompok belajar Bandung, bertindak sebagai perwakilan keluarga. Bahkan, paduan suara yang mengiringi lagu Indonesia Raya tiga stanza dipimpin oleh Tumini, alumni PKBM Al Zaytun, dan seluruh pengiring pengantin juga merupakan warga belajar.

Acara yang dipandu oleh Wulan Nuryati, alumni KPI IAI Alazis, ini diawali dengan lantunan lagu kebangsaan. Kemudian dilanjutkan dengan prosesi penyerahan calon pengantin pria dan sambutan dari kedua belah pihak. Setelah itu, Kepala KUA Dida, S.Hi., memimpin prosesi ijab kabul, mengikat janji suci keduanya. Seluruh rangkaian acara ditutup dengan doa Asmaul Husna yang syahdu oleh Nanang Syafei, alumni PKBM Al Zaytun.

Sejatinya, pernikahan adalah tentang menyatukan dua keluarga, namun pernikahan Fatir dan Syifa adalah sebuah perwujudan nyata dari makna itu. Di bawah langit Bandung, di hadapan Masjid Al Jabbar yang agung, cinta mereka tidak hanya menyatukan dua hati, melainkan juga merajut kembali tali persaudaraan yang begitu erat. Kisah ini mengajarkan kita bahwa takdir bisa mempertemukan kita dalam berbagai cara, di ruang kelas, di tempat kerja, atau di sebuah komunitas yang kita cintai.

Pada akhirnya, pernikahan Fatir dan Syifa menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa cinta sejati tak hanya menemukan jalannya, tetapi juga membawa serta kebahagiaan bagi orang-orang di sekitarnya. Saat melihat senyum Fatir dan Syifa, kita tidak hanya menyaksikan awal dari sebuah keluarga baru, tetapi juga menyaksikan betapa indahnya kebersamaan dalam sebuah komunitas yang penuh kasih. Kisah mereka adalah cerminan, bahwa pada akhirnya, cinta akan selalu menemukan jalan untuk bersatu, dan dalam persatuan itu, kebahagiaan akan menyebar, menghangatkan hati setiap orang yang menjadi saksi.

Oleh Ali Aminulloh (Kepala PKBM Al Zaytun)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *