Berita Jurnalkitaplus – Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2026 minimal sebesar 5,4%. Target ini disampaikan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, (15/08).
Asumsi dasar ekonomi makro yang digunakan antara lain inflasi sebesar 2,5%, nilai tukar rupiah Rp16.500 per dolar Amerika Serikat, serta suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun sebesar 6,9%. Selain itu, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price) diperkirakan berada pada kisaran 70 dolar AS per barel.
Target ini merupakan bagian dari upaya pengelolaan fiskal yang kuat dan disepakati oleh pemerintah, Bank Indonesia, dan otoritas terkait. Rencana ini juga mencakup indeks modal manusia yang ditargetkan mencapai 0,57 dan peningkatan indeks kesejahteraan petani.
Secara keseluruhan, asumsi makro yang disepakati dalam RAPBN 2026 meliputi pertumbuhan ekonomi antara 5,2% sampai 5,8%, inflasi 1,5% sampai 3,5%, nilai tukar rupiah di kisaran Rp16.500 hingga Rp16.900 per dolar AS, serta harga minyak mentah antara 60 sampai 80 dolar AS per barel. Target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% ini menjadi tolok ukur utama dalam kebijakan fiskal pemerintah tahun mendatang. (FG12)