Berita Jurnalkitaplus – Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam dua hari terakhir menyebabkan sedikitnya 13 orang tewas dan beberapa lainnya hilang. Hujan dengan intensitas tinggi yang tidak biasa terjadi di tengah musim kemarau menjadi pemicu bencana ini.
Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Rabu (10/9/2025) pukul 17.00 Wita, sembilan orang meninggal dunia dan dua lainnya hilang di Bali. Sementara itu, di NTT, empat orang tewas dan empat lainnya masih dalam pencarian. Banjir melanda beberapa wilayah di Bali, seperti Kabupaten Jembrana, Gianyar, Tabanan, Klungkung, dan Kota Denpasar. Di NTT, banjir bandang terjadi di Desa Kelewae, Kecamatan Nagekeo.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa di Jembrana, sebanyak 200 jiwa terdampak, dengan 85 orang di antaranya mengungsi. Di Klungkung, 432 jiwa terkena dampak. “BPBD setempat masih berupaya melakukan penanganan darurat,” ujar Muhari.
Hujan sedang hingga lebat yang disertai angin kencang masih berpotensi terjadi di Bali, khususnya di wilayah Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli, Karangasem, Buleleng, dan Denpasar. BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada terhadap ancaman hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang. Masyarakat diimbau memantau informasi cuaca dari sumber resmi untuk kesiapsiagaan.
Warga Terkejut, Banjir di Luar Musim
Jefri (37), warga Denpasar, mengaku kaget dengan datangnya banjir di tengah musim kemarau. “Biasanya hujan datang pada Desember hingga Februari. Makanya, orang-orang pada kaget semua. Musim hujan semakin tidak menentu,” katanya. Pada Rabu petang, awan hitam masih menggantung, menandakan potensi hujan susulan. Warga di daerah rawan banjir telah mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Gubernur Bali Wayan Koster menyebut banjir terjadi akibat curah hujan tinggi yang menyebabkan meluapnya air sungai. Namun, ia enggan menyimpulkan bahwa alih fungsi lahan atau sumbatan sampah di saluran air turut menjadi penyebab. Warga berharap pemerintah segera melakukan mitigasi, seperti memastikan tidak ada sumbatan pada jalur air.
Banjir Bandang di Nagekeo, NTT
Di Kabupaten Nagekeo, NTT, banjir bandang menerjang Desa Kelewae, menyebabkan empat orang tewas dan empat lainnya hilang. Tim penanggulangan bencana setempat masih melakukan pencarian dan evakuasi. Data korban dan kerusakan masih terus diperbarui.
BNPB menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat menghadapi cuaca ekstrem yang tidak terduga. Pemerintah daerah diminta memperkuat langkah mitigasi untuk mencegah dampak bencana yang lebih parah. (FG12)