Berita Jurnalkitaplus – Rekayasa lalu lintas di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, yang dimulai pada 15 September 2025 berhasil menurunkan tingkat kemacetan hingga 24 persen selama masa uji coba. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan bahwa rekayasa lalu lintas dengan membuka satu lajur gerbang tol Fatmawati 2 secara gratis efektif dalam mengurai kepadatan kendaraan pada jam sibuk sore hari.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana memperpanjang rekayasa lalu lintas ini hingga akhir Oktober 2025, menyesuaikan hasil evaluasi dari Dinas Perhubungan dan instansi terkait. Perpanjangan ini diharapkan dapat mempertahankan penurunan kemacetan terutama saat jam pulang kerja antara pukul 17.00 hingga 20.00 WIB.
Meskipun klaim penurunan kemacetan cukup signifikan, beberapa pengendara, termasuk ojek online, mengungkapkan bahwa kemacetan di kawasan tersebut masih tetap terjadi. Mereka menyebut penyebab utama kemacetan adalah proyek galian jalan yang belum selesai dan ruas jalan sempit terutama di sekitar persimpangan menuju Taman Cilandak. Kondisi ini disebut menjadi titik bottleneck yang membuat lalu lintas tersendat meskipun rekayasa diterapkan.
Dinas Perhubungan Jakarta melakukan rekayasa ini dengan penyesuaian antara lain menggunakan lajur gratis di gerbang tol Fatmawati 2 hingga exit Lebak Bulus guna menambah kapasitas jalan bagi kendaraan roda empat. Kebijakan ini disambut baik oleh sebagian masyarakat yang mengharapkan kemacetan di kawasan TB Simatupang dapat berkurang.
Pemerintah dan stakeholder terkait terus memantau efektivitas rekayasa lalu lintas ini dan akan mengambil keputusan berdasarkan perkembangan kondisi di lapangan. Perbaikan infrastruktur dan penyelesaian proyek galian jalan juga menjadi kunci penting agar kemacetan dapat tertangani secara lebih menyeluruh. (FG12)