5 Gebrakan Dahsyat Purbaya Yudhi Sadewa dalam Dua Minggu Pertama Gantikan Sri Mulyani sebagai Menkeu

Berita Jurnalkitaplus – Hampir dua minggu sejak dilantik sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati, Purbaya Yudhi Sadewa langsung tancap gas dengan serangkaian kebijakan ambisius. Fokus utamanya? Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan likuiditas, penggalangan dana domestik, dan reformasi sistem perpajakan. Dalam waktu singkat ini, Purbaya telah meluncurkan lima gebrakan strategis yang diharapkan mampu membangkitkan roda ekonomi nasional. Berikut rangkuman lengkapnya, berdasarkan pantauan terkini.

1. Suntik Dana Rp200 Triliun ke Bank Himbara untuk Pompa Likuiditas

Salah satu langkah paling mencolok adalah penempatan dana talangan masif ke sektor perbankan. Pemerintah mengalokasikan Rp200 triliun dari kas negara ke lima bank milik Himbara (Himpunan Bank Milik Negara). Rinciannya, Bank Mandiri, BNI, dan BRI masing-masing menerima Rp55 triliun; BTN mendapat Rp25 triliun; serta Bank Syariah Indonesia (BSI) Rp10 triliun.

Dana ini ditempatkan dalam bentuk deposito jangka pendek (on-call deposit) dengan suku bunga rendah, yakni 80,476% dari acuan Bank Indonesia sebesar 3,8% per tahun untuk tenor enam bulan yang bisa diperpanjang. Purbaya tegas menegaskan, “Dana ini tidak boleh digunakan untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN), melainkan harus dipinjamkan kembali sebagai kredit.” Tujuannya jelas: menurunkan biaya dana bank agar kredit lebih murah dan agresif, yang pada akhirnya bisa memicu peningkatan konsumsi serta investasi.

Indikasi keberhasilan sudah terlihat, seperti penurunan suku bunga deposito di pasaran. Purbaya optimistis, langkah ini akan menciptakan efek berganda bagi pertumbuhan kredit dan ekonomi secara keseluruhan.

2. Skema Insentif Tarik Dolar WNI dari Luar Negeri

Untuk mengatasi kekurangan pasokan dolar domestik, Purbaya merancang insentif berbasis pasar guna menarik kembali simpanan dolar milik Warga Negara Indonesia (WNI) yang tersimpan di luar negeri. “Kami sedang menyusun skema market based agar pemilik simpanan dolar lebih tertarik menempatkannya di bank dalam negeri,” ujarnya.

Kebijakan ini diharapkan memperkuat cadangan devisa negara dan menambah likuiditas dolar di sistem perbankan lokal. Dengan begitu, tekanan nilai tukar rupiah bisa mereda, sekaligus mendukung stabilitas ekonomi makro.

3. Reformasi Sistem Perpajakan untuk Efisiensi Lebih Tinggi

Purbaya tak tinggal diam soal pajak. Ia langsung mendorong perbaikan sistem perpajakan agar lebih efisien dan ramah wajib pajak. Langkah ini mencakup digitalisasi proses pelaporan dan pembayaran pajak, serta penurunan birokrasi yang sering jadi keluhan pelaku usaha. Tujuannya, meningkatkan rasio pajak terhadap PDB tanpa membebani masyarakat.

4. Penggalangan Aliran Dana Domestik untuk Investasi

Fokus lain adalah mengalirkan dana domestik ke sektor investasi produktif. Purbaya meluncurkan program insentif bagi investor lokal, termasuk keringanan pajak untuk proyek infrastruktur dan UMKM. Ini dianggap sebagai cara cepat untuk mengurangi ketergantungan pada modal asing di tengah gejolak global.

5. Koordinasi Kebijakan Fiskal dengan BI untuk Stabilitas Harga

Terakhir, Purbaya memperkuat kolaborasi dengan Bank Indonesia (BI) dalam mengendalikan inflasi dan stabilitas harga. Termasuk di antaranya, penyesuaian anggaran untuk subsidi energi dan pangan yang lebih tepat sasaran. “Kami ingin fiskal dan moneter berjalan selaras untuk lindungi daya beli masyarakat,” tegasnya.

Gebrakan-gebrakan ini menunjukkan komitmen Purbaya untuk membawa angin segar di Kementerian Keuangan. Meski baru dua minggu, dampak awalnya sudah terasa positif di pasar keuangan. Para ekonom memuji pendekatan pragmatisnya, meskipun tantangan seperti defisit anggaran dan ketidakpastian global masih menanti. Apakah Purbaya mampu melanjutkan momentum ini? Waktu yang akan menjawab. (FG12)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *