Berita Jurnalkitaplus – Kasus keracunan MBG akhir-akhir ini di beberapa daerah diakui oleh BGN sebagai kelalaian. Dalam pernyataannya, Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang mengungkap bahwa sekitar 80 % insiden keracunan disebabkan ketidakpatuhan terhadap SOP (Standar Operasional Prosedur), baik oleh mitra penyedia maupun tim internal BGN sendiri.
Berdasarkan data BGN, hingga saat ini tercatat 70 kejadian keracunan yang menjangkiti 5.914 orang setelah menyantap makanan MBG di sekolah-sekolah. BGN pun meminta maaf atas kelalaian yang mengakibatkan beberapa siswa keracunan dan harus dibawa ke puskesmas. Nanik mengatakan bahwa kesalahan tak bisa sepenuhnya di bebankan kepada unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Dalam siaran persnya, BGN menyatakan kesiapan untuk menanggung seluruh biaya pengobatan dan konsekuensi atas kasus keracunan. Lebih jauh, Nanik berjanji bahwa BGN akan bersikap tegas terhadap siapa pun yang melanggar SOP dan menjamin bahwa kejadian serupa tidak akan terulang. Salah satu langkah yang disebutkan adalah pengetatan pengawasan dari hulu hingga hilir — mulai dari pengadaan bahan baku, proses pengolahan, hingga distribusi ke sekolah-sekolah.
Sorotan dan Tantangan ke Depan
Pengakuan BGN ini disambut sebagai langkah awal tanggung jawab institusional, namun banyak pihak yang menyoroti bahwa pengakuan saja tidak cukup. Beberapa poin catatan ke depan:
Transparansi data dan audit independen
Dibutuhkan audit eksternal dan publik untuk memastikan bahwa akar permasalahan benar-benar diungkap dan diperbaiki.
Penerapan sanksi tegas
BGN harus memastikan bahwa ada konsekuensi nyata bagi mitra, penyedia, maupun petugas internal yang melanggar SOP.
Penguatan sistem pengawasan pangan sekolah
Pengawasan harus menyentuh aspek keamanan pangan, kebersihan dapur, kapasitas laboratorium pemeriksaan, dan standar distribusi makanan.
Komunikasi publik dan pemulihan kepercayaan
Korban, orang tua, dan masyarakat perlu mendapatkan informasi jelas dan kepastian agar rasa percaya terhadap program tidak hancur total.
Evaluasi menyeluruh terhadap MBG
Perlu ditinjau ulang model operasional program MBG agar manfaat gizi tidak dibayangi risiko keamanan pangan. (FG12)