Berita Jurnalkitaplus – Hadirnya Artificial intelligence (AI) bak pisau bermata dua, satu sisi membawa kemudahan, sisi lainnya menggeser kebiasaan manusia, khususnya pekerjaan manusia yang mulai tergantikan dengan AI.
Generasi Z (Gen Z) di Indonesia kini menunjukkan pergeseran drastis dalam preferensi pekerjaan mereka. Dari yang sebelumnya banyak berminat bekerja di sektor kantoran atau white collar, kini mereka lebih memilih pekerjaan lama atau yang berbasis keterampilan (blue collar). Tren ini menjadi sorotan karena berbeda dengan anggapan umum bahwa pekerjaan kantoran lebih bergengsi.
Dari 7,28 juta jiwa angka pengangguran Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (BPS), lulusan perguruan tinggi masuk sebagai kontributor terbesar. Gen Z, yang mayoritas merupakan lulusan perguruan tinggi, ternyata menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan pekerjaan sesuai jurusan mereka.
Berdasarkan laporan Resume Builder, sekitar 42% Gen Z kini memilih atau sedang belajar keterampilan terampil. Dari jumlah tersebut, sebanyak 37% adalah lulusan perguruan tinggi, yang menemukan kenyataan bahwa penghasilan dari pekerjaan formal tidak sesuai dengan harapan dan prosesnya pun panjang.
Alasan utama peralihan ini adalah pekerjaan keterampilan memberikan penghasilan lebih cepat dan masa depan yang lebih aman, terutama di tengah ancaman otomatisasi dan kecerdasan buatan (AI) yang mulai menggantikan pekerjaan kantoran. Pekerjaan manufaktur dan teknisi dinilai memiliki keamanan lebih tinggi karena sulit digantikan oleh mesin.
Faktor lain yang mendukung pengalihan ini meliputi:
Keamanan pekerjaan di sektor keterampilan yang lebih stabil dan tersedia banyak lowongan.
Nilai ekonomis yang lebih menarik dan imbalan langsung tanpa harus menunggu waktu lama.
Peluang untuk menghindari ancaman penghilangan pekerjaan akibat otomatisasi.
Dengan begitu, Gen Z kini mengubah paradigma tentang karier ideal. Pekerjaan keterampilan praktis dinilai bukan hanya sebagai pilihan alternatif, tetapi sebagai jalan yang lebih realistis dan menjanjikan di era disrupsi teknologi. (FG12)