Program Makan Bergizi Gratis Dikecam, Ribuan Anak Indonesia Alami Keracunan Akibat Kelalaian Sistemik

Berita Jurnalkitaplus – Semakin marak kasus keracunan Makanan Bergizi Gratis akibat kelalaian pengelola. Baru-baru ini, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat ada 6.452 kasus keracunan yang menimpa anak-anak di 18 provinsi hingga September 2025, dengan peningkatan lebih dari 1.000 kasus hanya dalam waktu sepekan. Kasus keracunan ini tidak hanya di satu daerah, tetapi sudah menyebar hampir ke seluruh Indonesia, menunjukkan masalah sistemik yang serius dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, menilai persoalan MBG merupakan kegagalan tata kelola yang bukan sebatas masalah teknis. Selain keracunan massal, ditemukan pula masalah lain seperti guru yang dipaksa bertanggung jawab atas kehilangan alat makan dan dilarang melaporkan keadaan sebenarnya ke pihak luar. Standar gizi menu MBG yang bermasalah serta minimnya keterlibatan dinas pendidikan dan kesehatan daerah memperparah kondisi.

Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkapkan bahwa dari 1 miliar porsi makanan yang disalurkan sejak Januari 2025, telah ditemukan 4.700 porsi yang menimbulkan gangguan kesehatan. Kejadian ini didominasi di kalangan anak sekolah, sedangkan ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita relatif aman dari gangguan tersebut.

Selain itu, temuan dari Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) mengindikasikan banyak menu MBG mengandung makanan ultraprocessed tinggi gula, garam, dan lemak yang tidak sesuai standar gizi seimbang. Dari 29 sampel menu MBG yang dimonitor, 45 persen mengandung produk susu berperisa tinggi gula yang tidak sehat untuk anak.

Untuk menanggulangi dampak ini, BGN memperketat prosedur operasi standar dapur penyedia MBG dan mengutamakan menu dengan bahan segar. BGN juga membentuk tim investigasi yang terdiri dari ahli kimia, farmasi, dan profesional lain untuk menangani kasus keracunan ini.

Peneliti kesehatan dari Monash University, Grace Wangge, menyarankan pemerintah segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program MBG dan membuka kanal pelaporan yang transparan agar kasus keracunan dapat terdeteksi dan diatasi dengan cepat. Kepercayaan masyarakat pada MBG yang semula cukup tinggi kini mulai menurun akibat sejumlah masalah yang muncul.

Kasus keracunan massal MTG ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak terkait untuk serius memperbaiki manajemen, pengawasan, dan standar gizi dalam program yang bertujuan menekan malnutrisi di Indonesia ini agar tidak merugikan anak bangsa. (FG12)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *