Berita Jurnalkitaplus – Para ahli memperingatkan bahwa gangguan pada pasokan pangan global dalam lima tahun ke depan diperkirakan akan jauh lebih parah akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) melaporkan ada peluang 80% bahwa setidaknya satu dari lima tahun berikutnya akan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat, dengan suhu global yang kemungkinan melewati batas kritis yang memperparah kekeringan, gelombang panas, dan banjir.
Peristiwa cuaca ekstrem di Eropa meningkat sebesar 48% dalam dua tahun terakhir, yang berdampak besar pada produksi pangan melalui kerusakan tanaman dan fluktuasi harga pangan. Secara global, kenaikan suhu dan ketidakpastian musim tanam menyebabkan penurunan produktivitas pertanian yang signifikan, dengan produksi tanaman pokok dan non-pokok berpotensi turun hingga 35% pada tahun 2050.
Gangguan ini diperparah oleh ketidakstabilan geopolitik, pembatasan perdagangan, dan dampak iklim yang terjadi bersamaan di wilayah-wilayah penghasil utama, yang menyebabkan guncangan pasokan, lonjakan harga, dan meningkatnya ancaman ketersediaan ketahanan pangan di seluruh dunia. Kondisi ini diperkirakan akan semakin memburuk tanpa upaya terpadu untuk membangun ketahanan sistem pangan dan mengurangi emisi gas rumah kaca. (FG12/thecooldown)