Berita Jurnalkitaplus – Dunia maya kini bukan lagi sekadar ruang digital, tapi medan pertempuran kelima setelah darat, laut, udara, dan antariksa. Serangan siber berskala besar yang saat ini menghantam Singapura mempertegas betapa krusialnya pertahanan siber bagi kedaulatan negara.
Kelompok peretas bernama UNC3886, yang diduga kuat berafiliasi dengan spionase China, sedang menggempur infrastruktur penting Singapura. Hal ini disampaikan langsung oleh Menko Keamanan Singapura K Shanmugam, Jumat (18/7/2025). Sehari setelahnya, Menteri Pertahanan Chan Chun Sing mengumumkan keterlibatan langsung Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) untuk menghadapi ancaman tersebut.
Langkah militer ini menegaskan bahwa serangan siber tidak bisa dianggap remeh. “Jika Anda mematikan pasokan air, bahan bakar, dan pembangkit, Anda hanya akan melihat layar kosong,” kata Direktur Perang Siber Dephan AS, John Garstka. Ia menekankan, serangan siber dapat melumpuhkan sistem pertahanan dan respon militer sebuah negara.
Sebelumnya, AS juga mengungkap serangan siber besar oleh kelompok Topan Garam yang menyasar jaringan IT Garda Nasional AS sejak Maret hingga Desember 2024. Meski dampak detailnya belum diungkap, memo internal bocor pada Juli 2025, memperlihatkan peningkatan kewaspadaan siber di AS dan sekutunya.
Perusahaan keamanan siber Mandiant menyebut UNC3886 sebagai bagian dari operasi intelijen China, meski pihak Beijing membantah tudingan tersebut. Kedutaan China di Singapura dan AS menyatakan bahwa negaranya justru kerap menjadi korban serangan dan mengecam segala bentuk peretasan.
Serangan dunia maya kini terjadi setiap hari, dari level sederhana hingga sangat canggih. NATO menyatakan bahwa mereka terus meningkatkan pertahanan siber dengan membentuk satuan militer khusus. Anggaran untuk pertahanan siber secara global diperkirakan naik dari USD 14,05 miliar pada 2024 menjadi USD 15,05 miliar di 2025.
Kecanggihan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) semakin memperparah situasi. AI tak hanya mempercepat produksi malware, tapi juga mampu belajar dari sistem pertahanan yang ada, membuat serangan makin ganas dan sulit ditanggulangi. (FG12)